-->

Perawatan Kambing Saat Hamil, Melahirkan dan Setelah Melahirkan

Kambing merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan oleh para peternak, selain dikarenakan dagingnya yang banyak disukai karena memiliki rasa yang khas terutama untuk diolah menjadi sate, modal usaha yang dibutuhkan untuk ternak kambing relatif lebih murah dibandingkan dengan ternak hewan lainnya seperti ternak sapi atau tenak kerbau. Menurut catatan sejarah, kambing juga merupakan hewan yang pertama kali diternakan di dunia. 

Ternak kambing memiliki potensi bisnis yang baik, dari data Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) setidaknya ada 6-7 juta peternak kambing dan domba di Indonesia. Mereka menjadi pemasok kebutuhan utama daging kambing di Indonesia yang rata-rata sebanyak 10 juta ekor kambing per tahun dan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Ini merupakan potensi bisnis yang baik dan menekuni ternak kambing secara intensif merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan hasil ternak yang maksimal. 

Kali ini saya akan membahas mengenai perawatan kambing pada saat hamil dan melahirkan, setelah kambing dikawinkan maka kambing akan hamil dan memerlukan perlakuan yang berbeda dan begitu pun pada saat kambing akan melahirkan. Berikut kami jelaskan secara detail perawatan yang harus dilakukan pada saat kambing hamil, pada saat akan melahirkan dan setelah melahirkan. 

Masa Kehamilan Pada Kambing

Masa kehamilan pada kambing di bagi menjadi 2 periode, periode pertama saat kehamilan berusia 2-3 bulan (hamil muda) dan periode kedua 1-2 bulan sebelum melahirkan atau saat usia kandungan 4-5 bulan (hamil tua).

Tanda Kambing sedang Hamil


Pada periode pertama kehamilan kambing, belum terlihat jelas perbedaan fisik yang nyata. Apalagi jika kambing tersebut adalah kambing dara atau kambing yang baru pertama kali hamil. Ukuran ambingnya pun masih kecil, sehingga sulit untuk menentukan apakah kambing dara tersebut sedang hamil atau tidak.

Tapi biasanya kambing yang sedang hamil memiliki ciri: jinak, lenih tenang dan tidak gelisah. Kulitnya berubah jadi kendor atau lemas, pusar di perut melebar, bulu rontok dan agak mengkilap. Nafsu makannya pun menjadi bertambah, sehigga badan si kambing menjadi agak gemuk. Barulah saat kehamilan kambing memasuki usia 3 bulan mulai terlihat perubahan yang nyata dari bentuk badannya, seperti perut kambing yang semakin membesar seiring usia kehamilan yang semakin tua.

Ada cara sederhana untuk mengetahui apakah kambing sedang hamil atau tidak. Pertama ikat leher kambing dengan tali pada tiang agar tidak lari, kemudian tutup hidung dan mulut kambing dengan tangan secara rapat. Jika dalam hitungan 30 detik si kambing terkencing-kencing berarti si kambing sedang hamil sekitar 1-2 bulan, jika dalam waktu 20 detik si kambing sudah terkencing-kencing berarti kambing diperkirakan sedang hamil 3-4 bulan dan kalau dalam waktu 10 detik saja kambing sudah terkencing-kencing berarti kambing sedang hamil tua sekitar 5 bulan. Cara ini diajarkan dan sudah dipraktekan oleh seorang mantri hewan yang sedang memeriksa kambing di Etawa Farm.

Sedangkan kambing yang sudah pernah beranak lebih mudah lagi dikenali, kehamilannya bahkan saat usia kehamilannya kurang dari 2 bulan. Ambing susu membesar, jika diperah akan keluar cairan bening yang lengket di kulit dan pada usia kehamilan yang lebih tua cairan tersebut berubah menjadi warna kuning transparan. Pusar di perutnya melebar, nafsu makan bertambah dan perutnya yang membesar.

Perawatan Kambing yang Hamil

Langkah selanjutnya adalah perhatian khusus pada kambing yang sedang hamil. Perhatian khusus tersebut mencakup perawatn dan pemberian pakan, bertujuan meminimalisir terjadinya keguguran atau Keluron, serta kesulitan proses kelahiran nantinya yang bisa membahayakan kambing.

Kambing hamil harus di tempatkan pada kandang yang terpisah untuk menghindari gangguan dari kambing lain. Harus di jauhi dari perkelahian agar tidak terkena pukulan atau tandukan kambing lainnya. Lantai kandang tidak boleh licin agar si kambing tidak tergelincir, kandang juga harus cukup luas agar si kambing leluasa bergerak. Selain itu, kandangnya juga harus dapat sinar matahari yang cukup setiap hari, agar induk kambing tetap sehat dan kuat sampai tiba saat kelahiran.

Kambing yang hamil perlu sesekali di keluarkan dari kandang, tapi hati-hati saat mengeluarkannya jangan sampai si kambing terjatuh atau meloncat tiba-tiba yang bisa membahayakan kandungannya. Hal ini diperlukan agar kambing bisa berolahraga atau berjalan-jalan. Sehingga kambing tidak menjadi terlalu gemuk karena kurang bergerak dan bisa mengakibatkan peredaran darah kurang lancar serta membuat proses kelahirannya sulit. Hindari suasana yang ramai atau bising, bisa mengakibatkan si kambing tidak nyaman atau stres dan bisa berakibat keguguran.

Pakan yang dibutuhkan kambing kambing hamil pasti bertambah seiring usia kehamilannya, peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hendaknya diberikan mulai usia kehamilan 2-3 bulan. Pada usia inilah janin dalam kandungan semakin cepat tumbuh dan butuh pasokan makanan bergizi yang banyak. Selain itu, kelenjar susu kambing mulai memproduksi susu seiring ditandai membesarnya ambing. Tapi, jangan memberikan makan yang berlebihan agar janinnya tidak terlalu besar sehingga membuat sulit proses kelahiran.

Pemberian pakan hijauan yang berkualitas lebih diutamakan, sekitar 15-20% dari bobot tubuh dan diberikan 2-3 kali sehari. Sangat tidak disarankan pemberian daunan yang banyak mengandung getah seperti: daun kapuk, daun waru dan daun singkong. Karena mengandung kadar air yang tinggi, mengakibatkan kambing jadi sering kencing berarti sering melakukan kontraksi atau ngeden dan dikhawatirkan bagi kambing yang kandungannya lemah bisa mengalami keguguran. Jika kebutuhan hijauan berkualitas dapat terpenuhi, pemberian konsentrat tidak diperlukan. Tapi saat memasuki periode kedua kehamilan atau saat usia kandungannya 4-5 bulan, kebutuhan nutrisi induk meningkat tajam jadi pemberian konsentrat perlu dipertimbangkan. Konsentrat atau pakan tambahan bisa diberikan secukupnya dan jangan terlalu sering, sekitar 1-2 kali saja dalam seminggu dengan ukuran 0,5-1 kg sudah mencukupi kebutuhan kambing hamil. Sama seperti daun bergetah yang harus di hindari karena kadar airnya yang tinggi, maka tidak disarankan juga memberikan konsentrat dengan kadar air yang tinggi semisal ampas tahu.

Menjelang Kelahiran

Tanda Kambing yang akan Melahirkan


Lama kehamilan kambing adalah sekitar 150 hari atau 5 bulan, biasanya ditandai dengan perubahan fisik dan perilakunya. Keadaan perut yang menurun, ambing membesar dan puting susu terisi penuh. Vagina berlendir, bengkak dan memerah. Pinggul mengendur, nafsu makan berkurang, sering kencing, gelisah serta sering menggaruk-garukan kaki depan ke lantai kandang atau ke tanah. Sering memperhatikan bagian belakang sambal mengembik.

Jika keadaanya sudah seperti ini, harus segera buat persiapan untuk proses kelahiran. Membersihkan kandang adalah hal utama, kemudian mempersiapkan kandang untuk proses kelahiran. Kandang diberi alas yang kering, bersih dan menyerap air, seperti: karung goni atau jerami kering. Bertujuan agar cairan yang keluar saat proses kelahiran nanti bisa langsung terserap di alasnya. Persiapkan juga Yodium, untuk dioleskan pada bekas potongan pusar.

Proses Melahirkan

Anak kambing yang dilahirkan biasanya berjumlah 2 ekor, tapi dalam situasi tertentu kambing bisa melahirkan 1, 3 bahkan 4 ekor anak kambing. Proses kelahirannya jika berlangsung normal hanya memakan waktu 15-30 menit saja. Proses kelahiran diawali dengan keluarnya ketuban dari vagina induk yang berbentuk bulat seperti bola berisi air, tidak lama kemudian gelembung tersebut akan pecah di ikuti proses keluarnya anak kambing tersebut. Posisi anak yang normal biasanya 2 kaki depan keluar lebih dulu, kemudian diikuti dengan bagian kepala hingga seluruhnya keluar sempurna. Kalaupun 2 kaki belakang keluar lebih dulu, ini masih dikategorikan posisi anak yang normal.

Tapi, setelah 45 menit setelah ketuban pecahdan belum ada tanda-tanda anak yang keluar, berarti ada kelainan dan proses kelahiran harus segera dibantu. Langkahnya sebagai berikut: alat kelamin induk kambing dan daerah sekitarnya dibersihkan menggunakan sabun. Pastikan tangan kita bersih dan kuku kita pendek, potonglah kuku jika panjang.  Bersihkan tangan kita dengan sabun dan masukkan tangan kita dengan menguncup ke dalam alat kelamin kambing secara pelan dan hati-hati. Jangan khawatir tangan kita pasti bisa masuk, karena organ kelahiran tersebut sangat elastis. Pastikan posisi anak kambing benar. Jika kakinya tertekuk, upayakan meraih kaki yang tertekuk menggunakan jari telunjuk. Kepalanya berada diantara jari telunjuk dan jari tengah kita, jika sulit maka sedikit dorong bagian kepala kedalam. Kemudian secara perlahan raihlah kaki yang tertekuk tersebut, posisikan kedua kaki depan sejajar. Kemudian tarik keluar si anak kambing secara perlahan, sambal mengikuti dorongan dari induk dan jangan menarik paksa tanpa ada dorongan dari sang induk.

Kesulitan melahirkan bisa disebakan beberapa faktor, seperti: induk memiliki pinggul yang sempit, ukuran tubuh anak terlalu besar, anak mati dalam kandungan atau kondisi induk yang tidak sehat. Selain itu, posisi anak yang tidak normal juga bisa menghambat proses kelahiran. Misalnya: salah satu kaki tertekuk, kepala menengok ke belakang, posisi anak melingkar atau terbalik dan anak kembar yang tidak normal.

Perawatan Setelah Kelahiran


Setelah anak kambing lahir, ari-ari dan lendir yang bercampur darah akan keluar dalam 24 jam setelah kelahiran. Langkah selanjutnya adalah memotong tali pusar anak kambing menggunakan gunting yang steril. Pusar dipotong sepanjang 5 cm dan bekas luka pemotongannya diolesi dengan Yodium. Sang induk biasanya akan menjilati anaknya sampai kering. Tapi jika tidak, kita perlu membersihkan cairan yang ada di sekitar tubuhnya dengan menggunakan lap kering dan bersih. Hidung dan mulutnya juga harus segera dibersihkan dari lendir dan selaput-selaput.

Induk kambing juga harus dibersihkan terutama pada bagian-bagian yang terkena darah atau sisa-sisa cairan post partus, seperti: bagian pantat, kemaluan, ekor, ambing. Bagian-bagian tersebut harus dibersihkan dengan air atau air hangat sampai bersih. Bertujuan untuk menghilangkan darah atau cairan yang masih menempel. Karena darah atau cairan tersebut bisa mengundang hinggapnya lalat-lalat yang dapat menjadi vektor dari ulat dan bisa menyebabkan penyakit Myasis. Memberi induk kambing makanan yang cukup dan baik yang dapat membantu pemulihan, serta memenuhi produksi air susu. Bila kondisi sang induk lemah, dapat disuntikkan vitamin dan terapi suportif lainnya.

Semoga artikel ini bermanfaat... salam sukses...

0 Response to "Perawatan Kambing Saat Hamil, Melahirkan dan Setelah Melahirkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel