Cara Reproduksi dan Pemeliharaan Anak Kambing
Kambing merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan oleh para peternak, selain dikarenakan dagingnya yang banyak disukai karena memiliki rasa yang khas terutama untuk diolah menjadi sate, modal usaha yang dibutuhkan untuk ternak kambing relatif lebih murah dibandingkan dengan ternak hewan lainnya seperti ternak sapi atau tenak kerbau. Menurut catatan sejarah, kambing juga merupakan hewan yang pertama kali diternakan di dunia.
Ternak kambing memiliki potensi bisnis yang baik, dari data Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) setidaknya ada 6-7 juta peternak kambing dan domba di Indonesia. Mereka menjadi pemasok kebutuhan utama daging kambing di Indonesia yang rata-rata sebanyak 10 juta ekor kambing per tahun dan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Ini merupakan potensi bisnis yang baik dan menekuni ternak kambing secara intensif merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan hasil ternak yang maksimal.
Cara Reproduksi dan Pemeliharaan Anak Kambing
Setelah semua persiapan, perawatan dan pemeliharaan baik dan benar yang sudah kita lakukan, hari demi hari si kambing akan tumbuh besar dan cukup dewasa untuk di kawinkan. Biasanya kambing potong yang berumur 8 – 10 bulan sudah siap untuk di kawinkan, tanda – tandanya adalah: kegelisahan, alat kelamin kambing menjadi kemerahan dan bengkak, ekor yang di gerak – gerakkan, dan juga berkurangnya nafsu makan.
Setelah di kawinkan kambing akan mengandung selama 5 – 6 bulan, lalu penanganan pada proses kelahiran juga di butuhkan. Kita perlu perhatikan tanda – tanda dari kambing potong yang ingin melahirkan, biasanya kambing akan menggaruk – garuk lantai kandang dan terlihat gelisah. Dalam hal ini, kita juga harus turut serta dalam proses kelahiran untuk menghindari hal- hal yang tidak di inginkan. Dengan pengelolaan yang baik kambing dapat melahirkan setiap 7 bulan sekali dan sekali melahirkan dapat menghasilkan 1 – 4 ekor anak kambing. Setelah 1 bulan semenjak sang induk kambing melahirkan maka induk kambing sudah bisa kita kawinkan kembali dengan kambing pejantan.
Setelah proses kelahiran, anak kambing yang baru lahir tersebut juga perlu perawatan yang baik dan benar. Memastikan sang anak mendapat susu dari si induk, agar si anak memperoleh asupan susu yang tepat dari sang induk karena terkadang si induk enggan menyusui anaknya, ini bisa menyebabkan anak kambing kekurangan gizi. Jika keadaannya seperti itu, kita bisa memberi si anak kambing susu buatan. Biasanya penyapihan anak kambing bisa di lakukan setelah usianya mencapai 3 – 4 bulan, setelah itu anakan kambing ini dapat di jual sebagai bakalan bibit. Sedangkan setelah umur 10 bulan ke atas barulah kambing dapat di panen untuk di ambil dagingnya.
Beternak kambing ini relatif mudah untuk di lakukan, kan? Sebenarnya kalau pemilihan bibitnya benar sehingga mendapatkan bibit yang bagus dan sehat, serta kebersihan kandang yang kita selalu jaga maka tidak perlu khawatir akan penyakit yang mengancam. Karena pada kenyataannya saat beternak kambing, kematian kambing mencapai 0% yang penting kita tidak lalai dan mengikuti ketentuan yang sudah ada dan jangan melakukan banyak percobaan atau eksperimen, maka situasinya akan aman terkendali.
Memang di butuhkan ketekunan dan kesabaran dalam beternak kambing, karena waktu yang di butuhkan sampai dengan masa panen cukup lama. Tapi hasilnya juga lumayan kok. Menurut beberapa peternak hasil keuntungan yang besar memang di dapatkan jika kambing yang kita pelihara lebih dari 2 ekor. Jadi, buat kamu yang mau langsung merasakan untung besar, siap – siap untuk keluarkan modal yang cukup besar. Tapi bagi kamu yang baru sekedar coba – coba, cukup kok pelihara sepasang saja.
Semoga artikel ini bermanfaat... Salam Sukses...
0 Response to "Cara Reproduksi dan Pemeliharaan Anak Kambing"
Post a Comment